Jumat, 19 Mei 2017

Peran Perdagangan Luar Negeri di Indonesia

Nama  : Putri Anggraini Azhari
Kelas  : 1EB13
NPM  : 25216832

PERAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DI INDONESIA
Pengertian 
Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu denganpemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur SutraAmber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasiglobalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

JENIS-JENIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya :
1. Ekspor
Dibagi dalam beberapa cara antara lain :
a. Ekspor Biasa
Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan devisa.
b. Ekspor Tanpa L/C
Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C harus ada ijin khusus dari departemen perdagangan

2. Barter
Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negri.
Jenis barter antara lain :
a. Direct Barter
Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai atau lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.
b.Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut, maka negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga yang membutuhkannya.
c. Counter Purchase
Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu negara yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan juga harus membeli barang dari negara tersebut.
d. Buy Back Barter
Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara berkembang , yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju.

3. Konsinyasi (Consignment)
Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang tertentu di LN. Penjualan barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( Free Market) atau Bursa Dagang ( Commodites Exchange) dengan cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada umumnya sebagai berikut :
a. Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.
b. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.
d. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. Harga ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.
e. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.
f. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang secara bawah tangan
g. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.
h. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang diwakilinya.

4. Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan salah saru negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut.

5. Penyelundupan (Smuggling)
Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Seluruhnya dilakuan secara ilegal
b. Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi (Custom Fraud)

6. Border Crossing
Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (Border Agreement), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi kemudahan dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. Border Crossing dapat terjadi melalui :
a. Sea Border (lintas batas laut)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut
b. Overland Border (lintas batas darat)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing-masing negara melalui persetujuan yang berlaku
 
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Perbedaan Sumber Alam
Suatu negara memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda, sehingga hasil pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena itu sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
Perbedaan Faktor Produksi 
Salin dari faktor produksi alam, pada suatu negara juga memiliki perbedaan dengan kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami perbedaan, sehingga dengan demikian dibutuhkan adanya perdagangan.
Kondisi Ekonomi Yang Berbeda 
Karena adanya perbedaan dari faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu negara sangat memerlukan biaya yang tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga negara tersebut dapat mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya yang dianggap lebih terjangkau atau murah.
Tidak Semua Negara Bisa Memproduksi Sendiri Suatu Barang 
Suatu negara memiliki keterbatasan kemampuan, baik kekayaan alam maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah adanya tukar-menukar antar bangsa. 
Adanya Motif Keuntungan Dalam Perdagangan 
Suatu biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan, adakalanya suatu negara labih utung melakukan impor dari pada dalam memproduksi sendiri. Namun adakalanya lebih menguntungkan bila dapat memproduksi sendiri barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang dari hasil produksinya.
Adanya Persaingan Antar Pengusaha Dan Antar Bangsa 
Dengan adanya persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang hasil produksi dengan biaya yang terbilang ringan, sehingga bisa bersaing dalam dunia perdagangan

Keuntungan Perdagangan Internasional

-Mendapatkan Barang-Barang yang Dibutuhkan Konsumen/Produsen Dalam Negeri
Barang-barang yang dimaksud adalah barang yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri maupun yang sudah bisa diproduksi, tetapi masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di dalam negeri.Perdagangan internasional bermanfaat dalam mendapatkan barang-barang tersebut. Sebagai contoh, Indonesia tidak mampu menghasilkan mesin-mesin berat untuk pengolahan tekstil.Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan negara maju, seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
-Menambah Cadangan Devisa bagi Negara 
Indonesia menjual barang dari dalam negeri untuk konsumen di luar negeri. Transaksi penjualan ini bisa menggunakan mata uang lokal (rupiah) maupun mata uang asing.Penggunaan mata uang asing akan menambah cadangan devisa negara kita. Dengan kata lain, kekayaan negara kita akan bertambah, mengingat devisa merupakan salah satu bentuk kekayaan negara.
-Perbaikan Teknologi Produksi
Pada saat melakukan perdagangan dengan negara lain, secara langsung maupun tidak langsung, kita belajar untuk menggunakan teknologi yang lebih maju dari negara maju.Contohnya, dahulu Indonesia mengimpor barang-barang elektronik dari Jepang, Korea, atau Amerika dalam bentuk barang jadi.Kini Indonesia mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga Indonesia hanya mengimpor komponen-komponennya dan dirakit di Indonesia untuk dijadikan barang jadi.

Kerugian Perdagangan Internasional

-Perdagangan internasional menyebabkan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri. 
Hal ini sebenarnya bukan merupakan masalah besar apabila konsumsi masyarakat terhadap barang dari luar negeri ini memang dibutuhkan atau tidak mengurangi konsumsi terhadap barang lokal.Kenyataannya, sebagian masyarakat Indonesia memiliki sifat konsumerisme terhadap produk luar negeri. Sifat ini tercermin dari besarnya penggunaan produk luar negeri yang umumnya lebih mahal.Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa produk asing memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi daripada buatan dalam negeri.Anggapan seperti ini merupakan tantangan bagi produsen lokal untuk memperbaiki kualitas barang yang diproduksinya dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.

-Besarnya konsumsi terhadap barang buatan luar negeri akan berakibat lebih buruk terhadap keberadaan industri kecil yang sedang tumbuh di Indonesia.
Apabila barang-barang lokal menjadi kurang bernilai dan kurang diminati oleh masyarakat karena kalah oleh barang buatan luar negeri, dikhawatirkan akan terjadi penyusutan jumlah industri kecil.Pada perkembangan berikutnya, terjadi penurunan investasi pada produksi kecil, bahkan matinya industri kecil tersebut.Pada gilirannya nanti akan menimbulkan pengangguran yang tentu akan berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia
 
CONTOH KASUS


Bebek Impor di Pasar Becek, Pemerintah Bela Importir Resmi

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita membantah tuduhan bahwa importir daging (karkas) bebek berizin memasukkan daging ke pasar tradisional.

Kalau pun ada daging yang rembes, menurut Ketut, pelakunya bukan mereka. “Pasti di luar importir yang dapat izin,” kata dia kepada Tempo pada Selasa, 20 Desember 2016.
Dugaan rembesnya daging ke pasar tradisional dicetuskan oleh Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuni). Ketua Himpuni Ade Zulkarnaen mengatakan, indikasi rembes diperkuat setelah ada upaya penyelundupan 2.100 ekor bebek Peking asal Malaysia yang digagalkan Balai Karantina Pertanian Bakauheni. Bebek yang rencananya akan dikirim ke Jawa tersebut diketahui milik salah satu dari tujuh importir resmi.Ketut menjelaskan, kesimpulan tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi antarinstitusi untuk membahas pengendalian peredaran daging bebek pada Senin sore, 10 Desember 2016. Rapat tertutup yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri perwakilan dari Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Badan Karantina Pertanian, Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Dinas KPKP DKI Jakarta, hingga Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara.Ketut menerangkan, importir resmi tidak mungkin memasukkan daging ke pasar tradisional karena jumlah realisasi karkas impor tidak melebihi kuota penugasannya. Jika importir memasukkan karkas ke pasar tradisional, Ketut mengatakan, jumlah realisasi impor seharusnya melonjak. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas KPKP DKI Jakarta pun telah memastikan tak ada daging bebek impor yang rembes di pasar tradisional di daerah mereka.Indikasi importir resmi tidak bermain, menurut Ketut, harga daging bebek di pasar tradisional. Harga jual daging bebek lokal di pasar tradisional saat ini masih di kisaran Rp 29-30 ribu per kilogram. Ia mengatakan, importir resmi juga tidak mungkin menjual daging ke pasar tradisional karena harganya lebih tinggi ketimbang daging lokal, yakni Rp 80-85 ribu. Dengan perbedaan harga yang tinggi, masyarakat yang terbiasa berbelanja di pasar tradisional tak mungkin melirik bebek impor. “Tidak akan ada yang beli dengan harga segitu,” kata Ketut.
Data ketut berbeda dengan versi Ketua Himpuni Ade Zulkarnaen. Ade menuturkan, rembesan daging impor menyebabkan harga jual daging bebek di pasar tradisional anjlok dalam beberapa waktu terakhir. Harganya anjlok dari Rp 24 ribu menjadi Rp 19 ribu per kilogram.Ketut pun menyatakan berencana bertemu dengan Himpuni. Selain membahas dugaan daging impor yang rembes, ia juga ingin memberikan masukan mengenai peningkatan daya saing dengan produk internasional. Salah satu yang akan ia soroti adalah pengembangan rantai dingin (cold chain).Mengenai oenyelundupan, Ketut menjelaskan, tindakan Badan Karantina Pertanian mencegah penyelundupan merupakan indikasi adanya barang ilegal yang masuk. Badan tersebut tercatat sudah menindak 5.068 kasus sepanjan 2016, meningkat 56,86 persen dibandingkan tahun lalu.
Ketut memastikan, jika benar terjadi penggelontoran bebek impor ke pasar tradisional pelakunya bukan importir pemegang izin impor bebek. Akan ada sanksi jika importir terbukti memasarkan daging di luar peruntukannya yaitu untuk hotel, restoran, industri, catering, dan pasar yang memiliki rantai dingin. “Akan diproses di kepolisian,” ujar Ketut.
Kementerian Pertanian memberikan rekomendasi kuota impor karkas bebek 2016 sebanyak 3.600 ton. Kuota diberikan kepada tujuh importir di tiga daerah yaitu Jakarta, Batam, dan Sumatera Utara dan diambil dari rumah potong bebek di Malaysia, yaitu Perak Duck dan PG Lean Hwa. Enam dari ketujuh importir telah mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan. Satu perusahaan lainnya tidak mengajukan izin meski mendapat rekomendasi. Berdasarkan data Pusat Karantina Hewan, jumlah realisasi karkas bebek impor mencapai 3.028 ton sejak 1 Januari – 19 Desember 2016. Realisasinya mencapai 0,7 persen dari kebutuhan nasional sebesar 382.500 ton.
 
sumber:https://bisnis.tempo.co/read/news/2016/12/21/090829380/bebek-impor-di-pasar-becek-pemerintah-bela-importir-resmi

Selasa, 25 April 2017

Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DI INDONESIA
             
Oleh :

Nama : Putri Anggraini Azhari

Kelas : 1EB13

NPM : 25216832

Dosen : Eva Karla

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Ekonomi

·         Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi memiliki arti yang berbeda. Jika pertumbuhan ekonomi adalah kondisi dimana salah satu indikator salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian maka tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya akan makin tinggi pula karena kesejahteraan masyarakat. Tentu saja ini akan mempengaruhi pendapatan anda.

Perkembangan ekonomi sendiri adalah kenaikan dalam jangka panjang dari satu negara untuk menyediakan banyak barang ekonomi yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah pendudukan. Dan kemampuan sebuah negara yang bisa mengembangkan ini biasanya dilihat dari kemajuan dari bidang teknologi penyesuaian dari lembaga dan juga ideologi.

1.      Masalah Kemiskinan
Ya, persoalan ini senantiasa menghantui dari zaman pemerintah yang satu dan beralih kepada zaman pemerintahan berikutnya. Permasalahan kemiskinan tidak akan benar tertutup dan akan terus muncul jika pemerintah dan dengan bantuan kita semua tidak lebih giat lagi memberantasnya. Di berbagai buku sastra ekonomi bahkan menyebut tujuan penting dari ekonomi merupakan untuk menghapus kemiskinan. Apa yang dimaksud miskin disini adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Masalah Kesejahteraan
Contoh permasalahan kedua adalah soal kesejahteraan ekonomi. Baik, ini merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini sangat populer dalam ekonomi karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, sejahtera, dan banyak uang. Semua itu terpaku pada sepatah kata: kemakmuran. Ini juga menjadi problema yang harus segera di selesaikan. Minimal tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia bisa lebih baik dan bisa menyamai dengan tingkat kesejahteraan negara tetangga.

3. Lapangan Pekerjaan
Lapangan kerja merupakan contoh permasalahan ekonomi lebih jauh. Permasalahan ini akan selalu bertambah para karena meningkatnya jumlah penduduk dan antusiasme untuk bekerja, sementara lapangan pekerjaan justru menyusut.

Persoalan pekerjaan ini juga berhubungan dengan masalah kemiskinan serta kemakmuran. Orang yang punya pekerjaan yang layak dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, maka otomatis akan semakin beranjak dari kemiskinan.

Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Selain definisi keduanya sebenarnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pertumbuhan dari Ekonomi diantaranya adalah

1. Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pekembangan untuk proses pertumbuhan ekonomi juga biasanya dipengaruhi oleh Sumber daya Manusia – SDM. SDM ini sendiri memiliki pengaruh ang cukup penting terutama dalam proses pengembangan pembangunan. Entah cepat atau lambat dalam proses pembangunan akan sangat tergantung oleh sejauh mana sumber daya manusiannya menjadi subjek dalam pembangunan dan memiliki kompetensi yang lebih memadai untuk melaksanakan banyak proses pengambangan pembangunan ekonominya.

2. Sumber Daya Alam

Selain sumber daya manusia sumber daya alam ( SDA) juga menjadi faktor yang penting mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena sebagain besar dari negara yang berkembang banyak yang bertumpu pada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pengembangan dan pembangunananya. Walaupun demikian SDA saja sebenarnya tidak bisa menjadi sebuah negara bisa berhasil dalam proses pengembangan ekonominya jika tidak juga diiringi dengan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia yang mengelola SDA tersebut. Dengan artian kedua faktor ini salling berkaitan sehingga dengan begitu maka akan mudah untuk mendapatkan hasil produksi yang melimpah. SDA yang dimaksud dalam konteks ini adalah kesuburan tanah kekayaan mineral tembaga dan laut.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi tentunya akan semakin pesat untuk mendorong terjadinya pengembangan ekonomi yang semakin cepat. Proses pengolalaan pola kerja yang pada awalnya menggunakan tangan manusia akan digantikan dengan mesin  dan teknologi yang super canggih. Dampak yang didapatkan adalah prosesnya menjadi lebih cepat dan kualitas serta kuantitasnya dalam aktivitas pembangunan ekonomi juga akhirnya akan lebih cepat hal ini akan mendukung perkembangan ekonomi.

4. Budaya

Budaya juga memberikan dampak sendiri dalam proses pengembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sedang dijalankan saat ini. Faktor budaya memliki fungsi untuk membangkitkan dan mendorong terjadi proses pengembangan pembangunan ekonomi. Tapi selain itu bisa juga menjadi salah satu proses yang menghambat. Budaya dapat menjadi pendorong karena sikap kerja keras,cerdas, ulet dan jujur. Namun budaya juga menjadi faktor penghambat karena proses anarkis,KKN dan lain sebagainya.

5. Modal

Sumber daya Modal Atau SDM adalah bagian yang sangat dibutuhkan untuk mengelolah Sumber daya manusia dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modal dalam hal ini bisa berupa barang yang penting dalam proses petumbuhan dan perkembangan ekonomi karena barang modal inilah yang nantinya akan meningkatkan hasil produktivitas dari pekerjaan yang anda kerjakan

·         Faktor-Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi

Selain dari faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi ada juga faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :

1. KKN

KKN ini tentu saja akan mempersulit sebuah negara untuk tumbuh dan berkembang karena adanya kekacauan yang tidak terkendali dalam pertumbuhan ekonomi.

2. Terjadinya Inflasi

Inflasi biasanya akan memberikan dampak terjadi penurunan indeks kepercayaan dari konsumen karena masyarakat sendiri lebih cenderung untuk mengurangi melakukan proses berbalanja. Karena mereka menjadi berhati – hati terhadap barang dan takut terjadinya resiko kenaikan harga yang tinggi

3. Tingkat Suku bunga yang Tinggi

Tingkat suku bunga sendiri biasanya akan sangat mempengaruhi terjadinya investasi dari beberapa pengusaha tentu saja hal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi terutama dari negara – negara berkembang

4. Harga BBM yang naik

Kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM juga akan sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dari ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan dampak dari kebijakan yang dikeluarkan sehingga pada akhirnya memberikan efek Mutiplayer effect yang mempengaruhi seluruh pertumbuhan dan perkembangan secara nasional.
5. Kemananan yang tidak lagi Kondusif

Ada beberapa yang memandang jika ingin proses Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi menjadi sangat lancar maka harus menciptakan kondisi keamanan yang kondusif. Hal ini akan mempengaruhi terjadi kondisi ekonomi yang menjadi lebih stabil lebih kuat. Untuk itu sangat penting membuat stabilitas dalam bidang politik dan juga keamanan.

Beberapa investor juga akan menganggap jika salah satu negara tidak aman maka mereka tidak akan mau menanamkan modal atau melakukan investasi dalam jangka pendek atau panjang jika keamanan sebuah negara tidak stabil. Hal inilah yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sehingga jika ingin Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi menjadi lebih stabil jaga situasi keamanan yang aman dan tentram.

Berikut adalah contoh kasus perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta pendapat mengenai kasus tersebut :

·         Perkembangan Ekonomi

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/04/22/090516026/menyelamatkan.bisnis.taksi

Kasus diatas merupakan salah satu dampak negative dari perkembangan tekonologi yang terlalu cepat. Sekarang, karena maraknya penggunaan ojek maupun taksi online, taksi konvensional terancam punah. Jika bisnis taksi konvensional punah, maka jumlah pengangguran akan bertambah. Jika jumlah pengangguran bertambah, maka hal itu akan menyebabkan perkembangan ekonomi di Indonesia bergerak kearah proses yang regresif. Memang, perkembangan teknologi yang terlalu cepat akan memakan korban, dalam hal ini menambah pengangguran. Tapi, kami berharap bahwa pemerintah dapat menyiapkan counteract untuk mengatasi hal tersebut. Karena pemerintah juga turut ikut campur dalam memberi perizinan kepada perusahaan – perusahaan kendaraan online, yang secara tidak langsung memberi impact yang besar tidak hanya bagi perusahaan taksi konvensional, tetapi juga kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan tersebut.
    Pertumbuhan Ekonomihttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/04/21/225453726/telkom.akan.perbesar.porsi.bisnis.digital.

Dari kasus diatas, capex PT Telkom Indonesia Tbk pada tahun 2016 yaitu sebesar 29,2 triliun. Dengan anggaran belanja modal 29,2 triliun, PT Telkom Indonesia Tbk bisa meraup keuntungan sebesar 116,33 triliun pada tahun 2016. Dirut PT Telkom Indonesia Tbk, Alex J Sinaga menargetkan, bahwa revenue tahun 2017 setidaknya harus meningkat sebesar 10%, bersamaan dengan kenaikan anggaran belanja modal yang naik menjadi minimal 29,43 triliun. Sehingga, pada tahun 2017, Alex berharap agar revenue yang didapatkan oleh PT Telkom Indonesia bisa mencapai angka minimal yaitu sebesar 127,96 triliun.

Tentu saja, kenaikan pendapatan harus dibarengi dengan kenaikan modal yang dikeluarkan. Jika plan yang dikemukakan oleh Alex dapat terealisasi, secara tidak langsung itu akan menambah pertumbuhan ekonomi. Karena kenaikan revenue tentunya akan diikuti dengan kenaikan insentif para pegawai dari Telkom sendiri, juga tentunya kenaikan Deviden bagi para pemegang saham.

Jumat, 10 Maret 2017

Kesan&Pesan masuk Gunadarma

            Sudah menginjak semester 2 saya menjadi mahasiswa gunadarma, sebagai mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Tentu banyak keluh kesah menjalaninya, apalagi saya adalah lulusan SMK Parisiwata yang benar-benar bertolak belakang dengan jurusan yang saya tekuni saat ini.Banyak materi yang harus saya kejar sendiri untuk menyetarakan kemampuan dasar dengan yang lainnya.Sempat berfikir untuk pindah jurusan, tetapi beruntungnya saya memiliki teman teman yang baik, mereka menyemangati dan selalu menuntun di kala kesusahan.

               Semangat dari keluarga serta teman teman yang membuat saya mampu bertahan, semoga sampai saya lulus nanti akan terus seperti ini.Gunadarma memiliki fasilitas yang cukup baik, kerapihan kamar mandinya selalu terjaga, kelas kelas yang bersih dan sejuk membuat suasana belajar semakin nyaman.Hanya saja ada beberapa kekurangan, ketika AC kelas mati.Tapi sejauh ini saya sangat menyukai apa yang ada di Gunadarma.Dosen-dosen yang mengajar sangat disiplin dan tegas. Tidak akan saya sia-sia kan menjadi mahasiswa disini, semoga lulus nanti saya bisa menjadi lulusan Gunadarma yang terbaik dan berguna bagi bangsa dan negara.
              

Sabtu, 07 Januari 2017

Bisnis Pariwisata


PENDAHULUAN
 Segala puji kepada Allah S.W.T berkat rahmat hidayatnya saya dapat menulis blog ini untuk tujuan pekerjaan/tugas ke 2 yang saya dapatkan. Blog ini memuat tentang pengertian dari bisnis pariwisata.Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada pembimbing saya Ibu Fitria yg menjadi motivator untuk dapat terlaksananya tugas saya. Semoga dengan adanya blog ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pengunjungnya, apabila banyak kesalahan di dalam blog saya, Dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya, Terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari masyarakat maupun pihak pemerintah pada periode delapan sampai sembilan puluhan. Sebelum tahun tujuh puluhan sudah banyak daerah di Indonesia yang sesungguhnya bisa diolah melalui sektor pariwisata, akan tetapi perhatian semua pihak masih lebih tertuju pada kekayaan sumber alam yang melimpah, sehingga sektor pariwisata belum secara serius diperhatikan. Sektor pariwisata baru mulai di kerjakan dengan serius sejak awal tahun delapan puluhan, walaupun sesungguhnya sektor pariwisata telah bergejala dan mulai menghasilkan devisa bagi dunia internasional termasuk Indonesia sejak tahun 1950 (Pitana, 2002).
Sektor lain seperti pertambangan dan pertanian, industri pengolahan, transportasi dan yang lainnya sudah jauh lebih dulu mendapat perhatian dalam pembangunan nasional Indonesia. Sebagai dampak dari lambannya perhatian pemerintah memulai sektor ini sehingga sektor pariwisata bagi Indonesia merupakan sumber devisa yang baru dan potensial. Secara nasional, perkembangan kunjungan wisatawan ke Indonesia (termasuk ke Bali) mengalami perkembangan yang fluktuatif.Tingkat kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 1997 dan 2001. Pada tahun-tahun tersebut secara kuantitatif kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai lebih dari lima juta wisatawan. Sebaliknya, penurunan kunjungan wisatawan juga terjadi beberapa kali dalam satu dekade terakhir. Penurunan kunjungan wisatawan ke Indonesia yang paling tajam terjadi pada tahun 2003 yang mencapai – 11,25% (Disparda Bali, 2004). Penurunan yang sangat tajam ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang secara beruntun yaitu terjadinya peristiwa-peristiwa yang sangat tidak terduga dan sangat tidak diharapkan oleh seluruh bangsa di dunia termasuk semua komponen yang bersentuhan dengan dunia pariwisata.Terjadinya serentetan peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan,yang mengancam keamanan dan kenyamanan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, berdampak pada terhadap penurunan kunjungan wisatawan yang sangat tajam ke Bali.Mengawali tahun 2006 sebagai dampak tragedi 1 Oktober 2005,pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara yang langsung datang ke Bali secara kontinue mengalami kenaikan. Namun demikian, dengan berbagai upaya, akhirnya memperlihatkan hasil yang menjanjikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara diakhir tahun 2006 .Usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, merupakan salahsatu wacana penting pemerintah.

1.2   Rumusan Masalah
1. ApakahDefinisi dan tujuan bisnis pariwisata?
2. Apa saja Bentuk bisnis pariwisata?
3. Apa itu Potensi bisnis pariwisata?
4. Bisnis dan manajemen bisnis pariwisata
5. Prospek bisnis pariwisata

1.3  Tujuan







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata
Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu "pari dan "wisata".Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang (Musanef, 1996 : 8).Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya:
1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)
Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11).
2. Hans Buchi
Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).
3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11).
4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: (1) unsur manusia (wisatawan), (2) unsur kegiatan (perjalanan), (3) unsur motivasi (menikmati), (4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata), (5) unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :
a.       Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
b.      Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c.       Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata.
d.      Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).
5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20)
pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu bersifat sementara, bersifat sukarela (Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2.2 TUJUAN PARIWISATA
a.        Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
b.        Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit.
c.        Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
d.       Meningkatkan Devisa negara

2.3 BENTUK BISNIS PARIWISATA
Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurutjumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:
a.       Menurut asal wisatawan Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
b.      Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif.
c.       Sedangkan kepergian seorang warganegara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif.
d.      Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negaradiperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negarayang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
e.       Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil

2.4 POTENSI BISNIS PARIWISATA
1.Bisnis Penginapan
Setiap wisatawan pasti membutuhkan tempat beristirahat atau menjadi homebase.Tempat berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola.Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam.
2.   Bisnis Rumah Makan/kuliner
Kita tentu tau bahwa siapapun membutuhkan makanan. Tentunya ini menjadi peluang untuk membuka sebuah bisnis makanan, namun anda harus menyesuaikan dengan tradisi dan budaya setempat. Tidak hanya itu, dalam konteks pariwisata kita harus mampu menyuguhkan jenis makanan yang khas dari daerah tempat wisata tersebut.
3.   Bisnis Penjualan Souvenir
Souvenir adalah barang yang khas anda beli di tempat wisata. Biasanya souvenir tersebut dibeli untuk nanti di berikan kepada kerabat ketika kita sudah kembali. Namun lebih dari pada itu, souvenir akan mengingatkan kita pernah pergi ke suatu tempat.
4.   Bisnis Penyewaan Kendaraan
Salah satu keluhan wisatawan saat berlibur tanpa jasa perusahaan perjalanan adalah transportasi. Pemerintah kita masih banyak yang belum mampu memberikan fasilitas yang baik untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Ini menjadi peluang bisnis penyewaan kendaraan dari hotel atau dari tempat wisata tersebut.
5. Bisnis Fotografi
Barangkali saat ini setiap orang sudah memiliki kamera di gadget mereka masing-masing, namun apakah itu mematikan peluang bisnis fotografi pada daerah wisata ? Nyatanya tidak, lantaran selalu ada batasan-batasan yang dimiliki oleh wisatawan untuk mengabadikan moment itu. Keterbatasan itu misalnya pada kualitas kamera, sudut pengambilan, spot yang menarik, dan sebagainya. Dengan bermodalkan kamera digital SLR atau jenis lain dengan kualitas profesional, anda bisa menawarkan jasa sebagai fotografer. Anda dapat menawarkan jasa tersebut dalam paket wisata, atau anda dapat menawarkan langsung kepada wisatawan.

2.5 BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN
Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional.Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestic dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan saja pelanggan akan datang tapi juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata, diperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
2.6 PROSPEK BISNIS PARIWISATA
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata.
 Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan.Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya.Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya.Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2.      Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk meningkatkan devisa negara dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia.
3.      Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.
4.      Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar. Ada beberapa jenis bisnis dari aspek pariwisata yang patut dicoba, diantaranya : bisnis penginapan, bisnis rumah makan, bisnis penyewaan kendaraan, bisnis souvenir, dan bisnis fotografi.
5.      Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing agar dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
6.      Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata dengan segala aktivitasnya juga telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.



Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/101855002/Rmk-Bispar-Sap-2
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html
https://www.scribd.com/doc/50091657/9/Bentuk-Pariwisata